Jumat, 21 Agustus 2015

Ke Gunung Bromo Saat High Season

Tanggal 16 Agustus 2015 aku dan temanku, namanya Ika pergi ke gunung Bromo. Saat itu termasuk high season karena hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus jatuh di hari Senin. So, banyak sekali orang yang ingin berlibur ke gunung Bromo.

Sampai di terminal Bungurasih, kami menginapkan motor di sebuah tempat parkir. Biasanya parkir menginap hanya 5ribu semalam atau total 15ribu dengan biaya parkir dan titip helm. Tapi hari itu kami kena 35ribu. Lagi - lagi alasan hari libur panjang.

Naik bus patas AC bernama Ladju berbiaya 30ribu per orang. Perjalanan ke Probolinggo ditermpuh dalam 2 jam. Kami turun di terminal Banyuangga, Probolinggo. Kemudian kami naik mobil elf yang parkir di luar sebelah kiri terminal. Yang aku baca di blog orang lain biayanya 25ribu, tapi kena 35ribu. Mungkin aku baca blog yang sudah lama penulisannya hehehe... Satu elf berisi 15 orang dengan kalau tidak salah 5 atau 7 bule.

Elf melaju cepat menuju desa Cemorolawang, desa terdekat di kawasan gunung Bromo. Perjalanan ditempuh kira - kira satu jam dengan medan yang cukup ekstrem diselingi dengan pemandangan indah pegunungan di luar. Dan mendekati desa cemorolawang macet luar biasa karena jalannya cukup sempit hanya muat 2 mobil dari arah berlawanan. Ditambah lagi ada mobil yang parkir di depan hotel atau homestay yang tidak punya lahan parkir. Jadilah mobil yang hendak naik ke kawasan harus menunggu semua mobil yang hendak turun.

Di dalam elf kami sempat bertanya kepada sopir mengenai penginapan di Cemorolawang. Karena semua hotel atau homestay yang kami dapat nomor telepon di internet full semua. Strategi bertanya yang salah karena tidak semua homestay ngetren di internet. Jadilah ketika kami tiba di Cemorolawang, tas ransel yang ditaruh di atas kap mobil elf tidak diturunkan oleh sopir dan kernetnya. Ternyata mereka bermaksud mencarikan kami penginapan bersama - sama dengan bule - bule yang sudah jelas duitnya lebih banyak dari kami. Untunglah Ika berinisiatif tiba - tiba turun dari mobil dan mengikuti penumpang elf lain yang sudah dapat homestay melalui traveloka. Akhirnya kami dapat homestay Tengger Permai bertarif 150ribu semalam, tapi kami dapat 180ribu karena dibodohin calo. Nggak papalah daripada 250ribu tarif dari sopir elf. Saran saya kalau belum dapat penginapan tidak usah bilang siapa - siapa. Bilang saja sudah dapat, terus sampai di Cemorolawang cari sendiri dengan menemui pemilik homestay langsung. Cukup banyak hotel, hostel maupun homestay disana. Dan juga memang lebih baik nginep di Cemorolawang karena elf untuk balik ke Surabaya basisnya disana. Dan berangkat hanya kalau penumpangnya sudah penuh. Karena ada bule yang menginap di Yoschi's, hotel inceran saya, yang agak jauh dari Cemorolawang melambaikan tangan ke elf kami yang turun. Tentu saja ditolak, sudah full sih.

Suasana di Cemorolawang ramai. Banyak warung jadi tidak usah khawatir tidak bisa makan. Di desa ini pula sudah bisa lihat dengan jelas gunung Batok dan Bromo yang mengeluarkan asap. Mempesona. Maklum tidak pernah lihat gunung dalam jarak lebih dekat dari ini.

Setelah dapat penginapan kami cari Jeep yang bisa membawa kami ke gunung Penanjakan untuk melihat sunrise. Dapat harga 125rb per orang untuk dua lokasi yaitu Penanjakan dan kawah Bromo. Dari hasil ngobrol dengan sesama penginap mereka dapat 750ribu untuk 6 orang untuk 4 lokasi, Penanjakan, kawah Bromo, Padang Savana dan bukit Teletubbies. Alasan dari Pak Muchsin, calo jeep nya karena kami cuma 2 orang jadi dia yang carikan teman sharing. Jadi dia lebih ribet. Yowes lah.

Kami dijemput jam setengah empat pagi untuk dibawa ke Penanjakan. Eh di jeep ternyata kami bersama dengan 2 orang cewek cowok dari Jakarta yang naik elf bersama kami dimana dari merekalah kami dapat nomor calo jeep ini. Dan mereka dikenakan 135ribu per orang. Merasa beruntung dong saya hehehe...
 2 orang lagi di jeep adalah bule dari Belanda sepertinya. Dari bahasanya sih gitu tapi entahlah. Btw sepertinya bule itu sudah jadi kebiasaan selalu ngomong "good morning" sama orang lain. Jadi bales ya sapaan mereka meskipun enakan juga " Assalamualaikum."

Jeep melaju naik kemudian sempat juga lewat tempat jalan berpasir. Nggak kelihatan karena gelap. Debu berterbangan kena lampu jeep. Banyak yang naik motor. Susah sekali melewati pasir tapi tetap fight. No problemo, cowok sih. Kalau cewek sudah pasti sudah teriak minta tolong hihihih..

Sampai di suatu tempat yang katanya Penanjakan I jeep berhenti. Sudah banyak orang disana. Masih gelap. Semua menunggu sunrise. Karena keasyikan lihat anak kecil lucu berjaket tebal saya jadi gak lihat matahari secara bertahap naik. Tiba - tiba sudah full aja di ufuk timur. Yacchhh.... Sinarnya menyapu padang pasir tempat gunung Bromo dan Batok bersemayam. Gunung yang tadinya nggak kelihatan, jadi terlihat samar - samar dan  kemudian terlihat jelas dikelilingi warna biru dan oranye. Indah sekali.

Setelah puas melihat sunrise, jeep kemudian turun untuk menuju kawah Bromo. Jeep hanya boleh membawa penumpang di area tertentu. Karena untuk mendekati tangga kawah Bromo itu jatah rejeki untuk yang punya kuda. Dari parkir Jeep ke tangga kawah jalannya sudah naik dan cukup jauh. Belum naik tangga menuju kawah. Saya sadar kekuatan saya tidak sebesar itu hehehe.. Tapi tidak ada salahnya saya mencoba kan. Tanpa kuda yang bertarif 50rb untuk naik saja, saya berjalan naik menuju kawah gunung Bromo. Hasilnya mau pingsan saya. Mau mati rasanya. Meskipun sudah berkali - kali istirahat hahahaha... Tapi alhamdulillah akhirnya sampai dengan selamat di atas gunung Bromo untuk melongok kawahnya yang berasap.

Setelah puas lihat kawah saya turun. Kalau turun sih enteng hehehe... No high power needed hehehe...
Setelah itu kami diantar jeep kembali ke penginapan. Muka rasanya kotor kena debu dan kotoran kuda kering yang beterbangan. Mandi dengan air dingin yang menggigit kulit karena kamar mandi yang ada shower air hangat lagi dipakai.

Setelah makan dan jalan - jalan sebentar di desa kami pulang naik elf lagi, yang kernetnya sampai nyamperin ke penginapan karena kami agak lama kan harus packing dulu. Elf itu nungguin kami karena penumpangnya kurang hehehe... Tarifnya sama 35ribu per orang. Dari 16 penumpang cuma 5 yang lokal. Berasa jadi orang asing di negeri sendiri deh hehehe....

Perjalanan pulang nggak ada macet seperti waktu berangkat. Lancar sampai terminal Probolinggo. Sampai terminal naik bus patas Mila 30ribu per orang. Kalau mau yang nggak patas cuma 15ribu. 2 jam kemudian sampai di Terminal Bungurasih. Pulang dengan pikiran fresh karena mata dan otak sudah lihat yang indah - indah hehe... Ini foto - fotonya ya.